Mozi (nyobain) masuk sekolah

P6255790

Inget banget deh gimana keukeuhnya aku ga bakal nyekolahin anak sampe bener2 cukup umur. Mau itu baby gym, baby class, PAUD, pokoknya kegiatan belajar dalam institusi resmi dengan metode pengajaran standar. Alesannya karena aku ga pengen anakku di 'doktrinasi sistem' sejak dini. Biarlah dia belajar dan bertumbuh dengan alami dari lingkungannya.Ternyata idealismeku runtuh juga…

Gara2nya nih, pertama karena ada kemungkinan aku ga bisa lagi fulltime nemenin Mozi di rumah, dan naga2nya dia bakal masuk Day Care nih. Makanya kami jadi pikir2 untuk melatih dia bergaul di tempat baru dengan orang2 baru tanpa ortunya.Gara2 kedua adalah dibukanya sebuah Day Care dan Baby Class di deket rumah. Wah lumayan nih kalo mau coba2, pikirku. Jadilah minggu lalu kami cari2 info di day care tersebut.

Ah ternyata sama seperti Mozi, kami kurang sreg dengan Tempat Penitipan Anak ini. Karena masih baru jadi metodenya belum jelas, belum ada pesertanya dan pengajar/pengasuh nya masih belum kredibel dimata kami. Karena masih on-fire, kita jadi cari2 bandingan di Baby Class yang lain. Yang paling populer disini ada satu Baby Class di sebuah mall. Ga ada salahnya survey2. Eh ternyata boleh free-trial masuk kelas weekend ini. Selain pengen tau metode sekolahnya, kita juga pengen tau si Mozi nurun siapa; Bapaknya yang hobi sekolah dan kursus, atau ibunya yang free spirit?

Dan kesimpulannya? Mozi nurun ibunya :D. Sementara bayi2 lain kudu duduk dipegang ibunya dan diajak tepuk tangan bersama2, Mozi mulet2 mulu ga mau dipegang.?? Padahal kalo di rumah bisa tuh disuruh tepuk tangan dll. Dia malah asik ketawa-ketiwi sama mbak2 yang nonton di luar, atau teriak2 nunjuk kereta mainan yang muterin mall, atau meronta2 pengen gendong Bapaknya.?? Beuh bersimbah peluh deh pokoknya.

Selain Mozinya yang belum siap, kayaknya kitanya juga kurang sreg dari beberapa faktor. Kalo Day Care mungkin beda ya, tapi untuk Baby Class kayaknya engga deh, alasannya:

Secara Umum

  • Kami ga sreg karena dari dua baby class yang kami kunjungi, semuanya menggunakan bahasa pengantar Bahasa Inggris. Selain karena Mozi di rumah pake Bahasa Indonesia, kita juga ga berniat mengenalkan bahasa lain sebelum Mozi cukup menguasai bahasa ibu-nya.
  • Secara garis besar yang diajarkan di Baby Class adalah kemampuan motorik dasar seperti menggenggam, menyentuh benda, merangkak, mendaki yang sebagian sudah dan bisa diajarkan di rumah karena toh ibunya bisa nemenin dia the whole day
  • Kalo tujuannya adalah belajar sosialisasi antar anak seusianya, sepertinya Baby Class kurang pas. Karena anak lebih banyak berinteraksi dengan ortu dan pengajar dibanding teman2nya
  • Kalo memang anaknya ga siap, kami rasa memaksakan dia masuk dan mengikuti 'pelajaran' di kelas akan sangat frustating buat anak dan ortunya.

Secara Khusus

  • Belajar bahasa inggris itu perlu. Dan aku tau beberapa orang yang sudah secara serius mengajarkan bilingual bahkan trilingual pada anaknya. Afterall, mbahnya Mozi juga ngurusi English for Young Learners. Tapi itu kalo diajarkan dengan tepat. Lha ini….pronounciation ngaco, ngomong kayak robot, bahkan aku pun ga ngerti maksud gurunya apa.
  • Dari kelasnya yang mengharuskan anak pake seragam dan tas kembar aja aku udah gak sreg. Aku pribadi pengen mengajarkan tentang keberagaman, bukan?? keseragaman.
  • Aku ga yakin pengajar di kelas itu ada basic pendidikan mengajar atau menangani anak kecil deh, karena aku ga melihat trik2 khusus yang dipake untuk menangani anak yang rewel, ga mau nurut dan pasif.
  • Mungkin karena menjual metode 'multimedia' jadi gurunya keliatan bergantung banget sama panduan audio-visual alias tape dan tivi. Jadi bukanya mengajar dengan luwes dan ceria, mereka malah menirukan panduan kayak kaset rusak, tanpa ekspresi dan terkesan rutinitas. I don't like that.

Nah itu tadi pertimbangan kami. Tentu saja ada banyak manfaat dan keuntungan dari Baby Gym dan Baby Class, tergantung orang tua akan memasukkan anaknya atau enggak.

Mozi: 12 months

Developmental Milestones 12 Months Old

Physical

  • Stands alone
  • Many babies start walking
  • Some babies walk well
  • She may try to climb
  • Tries to throw a ball
  • Can roll a ball
  • Fine motor skills developing rapidly

Intellectual

  • Has a delightful sense of humor
  • Can stack blocks to build a tower
  • Waves bye bye
  • Initiates games
  • Responds to commands
  • Continued vocabulary expansion
  • Enjoys reading
  • Ready to be weaned ffom infant milk and switch to whole milk
  • Eats a variety of foods
  • Enjoys being outside to explore

Emotional

  • Takes pleasure in teasing
  • Likes to express affection
  • Can hug and kiss
  • Develops bonds with others
  • Your baby may still be shy
  • Enjoys other children and begins to create friendships

Age Appropriate Toys

  • Outdoor toys
  • Push toys
  • Ride on toys
  • Pretend play toys
  • Musical instruments
  • Learning toys
  • Singing toys and lighted toys
  • Books
  • Balls
  • Dolls and stuffed animals
  • Blocks and stacking toys
    P5275565P6055577P6085598P6175728

(kami semua menginginkan) Anak yang Sukses

Sebagai anak, kita pasti sudah sering melihat atau mengalami sendiri perseteruan anak dengan ortu tentang pilihan hidup. Seperti saat kita masih bayi, ortu selalu merasa mereka tahu yang terbaik buat kita. Sedangkan kita merasa sudah dewasa, merasa sudah seharusnya membuat pilihan sendiri. Semua berputar2 seperti lingkaran setan. Jauh di dalam hati pasti kita akan berpikir “Kalo aku punya anak, aku nggak akan seperti itu”. Benarkah?

Mungkin sudah berjuta kali kita berkata bahwa kita hanya ingin yang terbaik untuk anak kita dan akan menghargai pilihan dia untuk masa depannya. Hanya karena ibunya guru, bukan berarti anaknya kudu jadi guru dst. Tapi sadarkah kita kalo di dalam pikiran kita sudah ada gambaran ‘masa depan’ yang menurut kita ideal untuk anak kita. Meskipun kita selalu berkata, aku hanya ingin anakku berhasil dan bahagia. Tapi sadarkan kita bahwa kita punya definisi sendiri tentang ‘bahagia’ dan ‘berhasil’ yang mungkin berbeda dengan anak kita?

Yang aku tahu, aku merasakan seperti itu. Aku ingin jadi ortu yang demokratis dan menghargai pilihan anakku. Tapi bagaimana kalau ternyata dia mengambil pilihan yang tidak terbayangkan olehku? Atau mungkin pilihan yang tidak termasuk dalam daftar ‘ideal’ ku.

Bagaimana kalo ternyata anakku memutuskan tidak mau kuliah dan akan berjuang menghidupi dirinya sendiri. NO WAY! Sama sekali tidak ada dalam kamusku. Tapi bukanka dia sudah cukup dewasa untuk membuat pilihan dan konsekuen dengan pilihannya? Tapi kami orang tuanya sudah bersedia membiayai kuliahnya, tidak semua orang seberuntung itu. Lalu apakah dia harus kuliah hanya karena ‘ada yang membiayai’, bukan karena keinginan pribadinya?

Bagaimana kalau ternyata anakku ingin menjadi tentara dan bertekad mengorbankan jiwanya demi apa yang diyakininya? NO WAY! Aku tidak melahirkan anak untuk melihatnya mengorbankan jiwanya. Aku tidak bisa hidup dihantui perasaan ‘apakah dia akan pulang dengan selamat’. Tapi bukankah itu hal yang mulia untuk memperjuangkan dan membela negaranya. Membela keyakinannya? Bukankah itu yang ingin aku tanamkan dalam dirinya?

Bagaimana kalau ternyata anakku menyatakan bahwa dia akan tinggal di tepi pantai, menikmati hidup dan mendapat penghasilan dari menyewakan perahu. Itu akan membuatnya bahagia. NO WAY. Itu bukan kehidupan sukses yang aku bayangkan. Tapi bukankah aku ingin dia bahagia?

Bagaimana kalau akhirnya anakku menjadi pengusaha sukses yang berkecukupan, tapi enggan menikah dan memiliki keluarga. NO WAY! Kekayaan itu tidak akan ada artinya tanpa keluarga. Siapa yang akan mengurusnya kelak dia sudah tua? Sepertinya aku mengutarakan alasan yang sama yang digembar-gemborkan ibu2 yang ‘memaksa’ anaknya untuk menikah. Dan aku begitu membenci ibu2 itu.

Bagaimana kalo akhirnya anakku berhasil dalam karirnya, memiliki keluarga dan anak yang lucu2, tapi dia tidak bahagia? Tidak….aku juga tidak menginginkan itu terjadi pada kehidupannya. Aku ingin dia memiliki kehidupan seperti aku, seperti ayahnya, seperti kebanyakan orang di sekitarku. Tanpa sadar aku menciptakan gambaran masa depan yang ideal untuknya, meskipun sekuat hati aku menyatakan aku ingin dia memilih jalannya sendiri.

Yakinlah Anda bahwa itu adalah dilma yang sedang berkecamuk dalam pikiran saya. Mungkin terlihat seperti sebuah pikiran yang terlalu dini mengingat usia anak saya. Tapi paling tidak saya memiliki waktu untuk membangun mind set saya, mind set kami sebagai orang tua, tentang apa yang kami harapkan dari masa depan anak kami. Kami hanya tidak ingin menjadi orang tua yang dijauhi anaknya karena pebedaan pendapat tentang pilihan hidupnya. Kami sangat ingin, ingin sekali, sepenuh hati ingin menjadi orang tua yang selalu mendukung anaknya. Selalu ada di depan mereka memberi teladan, selalu ada di samping mereka menemani dan selalu ada di belakang mereka….mendukung.

I love you my son. One day you read this, you’re gonna know that whatever happen in the future, we want what’s best for you.

 

 

How to Soothe a Teething Baby

source: http://www.wikihow.com/Soothe-a-Teething-Baby

Teething hurts. What do you do when your little one is agonizing over that tooth that’s struggling to emerge?

Steps

  1. Remember that you may not know your baby is teething until the actual tooth pops through, so don’t automatically assume any cry is teething and quickly resort to medicine. Eliminate other possibilities like hunger, wet diaper, or boredom first.

  2. When your baby is in terrible pain, give him/her a warm bath, this will calm them down. Try rubbing olive oil or baby oil on him/her after you dry them off. Give him/her a small baby massage, this will calm him/her down, a bit.
  3. If you are breast feeding, and he/she tries to teethe on your breast, which can be very painful, fill a bottle with ice cold water, and let your baby gnaw on the tip of the nipple, they won’t drink much water, but this will save your nipples.
  4. At the same time, there are gels on the market that can dull gum pain. Have this on hand, because it can really help an infant. Some baby pain reliever can also be of great help. Baby orajel is really good, but make sure you use a q-tip when applying, or you might numb the entire mouth.
  5. Keep teething toys in the fridge for a cool treat for the gums. The coldness of teething toys provides a numbing effect. Check with the directions of the teething toy, most advise AGAINST putting them in the freezer.
  6. . Try rubbing some whiskey with a cue tip on his/her gum. This actually works!
  7. Wet a clean washcloth and freeze it. The texture of the frozen terry cloth seems to be satisfying. Put one in a plastic bag ahead of time to keep it clean for this use.
  8. In a mesh feeder, you can put a cold, refrigerated (NOT frozen) piece of banana or other soft fruit.
  9. A frozen bagel can be quite useful for teething. It’s difficult (but not impossible) for a baby to actually tear off a piece, but is soothing.
  10. Use counter-pressure. Run your freshly washed finger over those sore gums. The pressure might soothe the pain. Use your knuckles.Make sure your hands are washed, bend your pointer finger, and let him/her gnaw on your knuckle.Be aware that babies can chomp down fairly hard even without teeth!
  11. Use your chin, this worked with my 6 month old. Make sure your face is clean, and let your baby gnaw on your chin bone, this may seem a little weird, but it works, until they start to have teeth, then this hurts.
  12. Lastly try giving him/her some baby Tylenol, or ibuprofen, sometimes with teething comes fever, so the Tylenol or ibuprofen should help alleviate his/her symptoms as well.

other artikel here: http://www.parenttime.com/babyarticles/teethingpainrelief.html

panas dan lemas menyambut kedatangan rombongan gigi baru…

Kemarin malam sekitar jam 22.00 dahi dan leher Mozi terasa panas…nggak cuma hangat tapi bener2 panas sampe tanganku nggak tahan lama2 megang. Setelah diukur ternyata sampe 38.7'c. Wih! Langsung semua persenjataan dikeluarkan; parasetamol, kompres panas, kompres dingin, jaket, selimut sampe parutan bawang merah. Anehnya Mozi tidur nyenyak aja malem itu.

Sampai akhirnya jam 1 pagi dia kebangun nangis mewek2. Digendong menggeliat2, ditaruh di kasur tambah ngamuk, pokoknya serba salah deh. Setelah parasetamol kedua masih juga belum bekerja, kami putuskan ke rumah sakit, jam 02.00. Setelah oleh dokter jaga diperiksa suhu dan stetoskop, aku ditanya apakah ada pilek dan batuk. Karena beberapa hari lalu memang Mozi sempet meler dan beberapa kali uhuk, maka aku laporkan. Dokter langsung mendiagnosa flu dan aku diminta melanjutkan parasetamol dengan menambah dosis dari 0.6ml jadi 0.8ml

Sepulang dari dokter, masih dini hari, Mozi masih juga ga bisa tidur. Beberapa kali kaget terjaga, gelisah, merengek2 dan menggigit2 jarinya dengan gemas. Seharian dia cuma digendong2 berganti2an. Makan alhamdulillah masih mau, meskipun nggak ada lagi nyemil biskuit atau nasi ditengah2 jam makan. Minum juga nggak semangat, minum asi cuma untuk kompensasi kalo udah mulai nggak nyaman. Suhu badan masih saja di kisaran 38-39.

Agak siangan kita putuskan ke dokter anak. Mozi tenang tapi masih lesu dan gelisah. Setelah memeriksa tenggorokan, dokter mendiagnosa radang tenggorokan. Parasetamol tetap diteruskan. Syukurlah sektar jam 18an dia mulai ngantuk dan berhasil tidur sampai malam. meski sempat terbangun beberapa kali. suhu tubuhnya masih belum turun juga.

Paginya masih saja demam. Tapi siangnya setelah minum asi dia sedikit ceria. Teriak "apa..apa" sambil menendang2, tapi masih belum mau merangkak apalagi jalan. Suhunya berangsur turun dan selera makannya bertambah. Bisa jadi karena radang tenggorokannya diobat, tapi bisa jadi juga karena gusinya sudah mereda. Karena ada 4 ujung gigi yang nongol digusi atasnya. Wuih…borongan banget yak.

P6165719P6165720

Animalia! Ultah Perdana si Mozi

Alhamdulillah proyek besar bulan Juni sudah terlewati; rame2 ultahnya si MOzi. Secara keseluruhan lancar dan sesuai blueprint (maklum emak nganggur butuh aktivitas) tapi apakah sudah sesuai dengan visi dan misi awalnya?

Dari awal kalopun diizinkan bikin perayaan kecil buat Mozi, selain untuk menandai ultah yang pertama dalam hidupnya, kami juga pengen bikin acara yang menyenangkan buat Mozi dan kawan2 kecilnya, karena kapan lagi kan bisa ngumpulin semua temen mozi yang sebaya kalo ga ada occassion maen bareng. Tapi ternyata eh ternyata ada misi2 tersembunyi dibalik perayaan ultah Mozi

P6125659

Misi untuk Mozi

Pengennya sih bikin kumpul2 biar Mozi ngerasa hari itu hari yang spesial buat dia, dan supaya dia juga ada perubahan suasana dari sehari2 yang di rumah lagi, rumah lagi. Ternyata emang bener,sejak 1-2 hari menjelang acara si Mozi ikut ribet aja pas kita mulai nyiap2in. Pas nyiaipin goodie bag dia ikut berantakin tumpukannya, pas niup balon dia bantu meletuskan lebih dari 3 balon, pas pasang kertas krep dia bantu narik2 sampe putus, bahkan pas kita sibuk di dapur pun dia ngotot minta digendong ke dapur. Liat oven lah, liat kulkas lah, deuh.. riweuh deh si juragan thea.

Sayangnya, pas acara dia nggak seantusias pas persiapan. Seperti biasa, suasana yang ramai dan banyak orang baru bikin dia bengong dan nggak nyaman. Emang nggak rewel atau nangis sih, tapi dia jadi acuh aja sama temen2 kecilnya yang kasih selamat. Dia malah asik sendiri maen sepeda, mandi bola dan bahkan saat dikelilingi teman2nya sambil nyanyi Selamat Ulang Tahun dia malah cuek aja leyeh2 sambil ngenyot sarung ajaibnya itu. Gapapa Moz, harus adaptasi ya sama suasana baru…

Animalia_mozi

Misi untuk Silahturahmi

Salah satu agenda yang nebeng acaranya Mozi adalah reunian.Pengennya mumpung ada acara kalo bisa ngumpulin teman2 kami. Yah sayangnya karena satu dan lain hal yang dateng cuma 2 temen SMP. Thanks Yuli dan Andin (yg diwakili anaknya; si Boy). Tapi kalo sodara dan tetangg2 alhamdulillah dateng semuaaa….senangnya.

Animalia_fam

Misi untuk Teman2Mozi

Pokoknya sebisa mungkin bikin acara yang nyaman buat anak kecil, nggak bikin mereka sumpek, rewel dan pengen pulang. Kuncinya ya mainan. Mengantisipasi anak2 yang kebanyakan dibawah usia SD dan pasti lagi aktif2nya, kita sampe belain sewa mainan untuk mereka; prosotan dan mandi bola. Paling tidak selama nunggu atau selama acara ada yang bosen mereka ada aktifitas lain. Sedangkan yang rada gedean kitas kasih buku cerita dan mewarnai. Bener aja akhirnya mereka malah ngumpul di ‘arena bermain’ sampe2 acaranya dipindah kesana. Tapi akhirnya malah lebih enak, karena rame2nya di luar (beralaskan karpet) jadi nggak repot sama udara yang gerah siang itu.  

Satu lagi yang bikin acara super seru adalah pemandu acaranya. Karena kami pake paket ultahnya Mc. D jadi pemandunya salah satu staf Mc.D yang biasa memandu acara ultah di sana. Wah nyembah deh sama mbak ini, bisa2nya memandu anak precil2 berbagai usia  (dari umur 1 sampe umur 15) untuk main games dan bermain bersama. Padahal udah pada lari2an dan jejeritan kesana kemari. Kalo aku udah ndeprok putus asa deh. Jadilah mereka dengan tertib membuat lingkaran, loncat2, nyanyi2 sampe akhirnya baris antri ambil makanan. Salut!

Animalia_friends

Misi untuk Ibunya Mozi

Hehe ini dia nih udang dibalik batunya, ujung2nya yang sibuk sendiri ya emaknya Mozi. Mulai dari bikin daftar tamu, nyebar undangan, ngedekor, sampe bikin kue. Ribet? enggak lah. Ini kan hobi saya sejak lama; berkreasi dan menghias2. Banci hias kalo kata Tante Tukang Kue. Sampe2 kroket dan kue sus pesenan pun dihias :D. Yah itung2 pelarian dari rutinitas di rumah yang itu2 aja. Biar nggak compang-camping hiasanya dibuat bernuansa hewan2, maunya sih tamu2 juga dateng dengan penampilan yang setema, tapi ya nggak bisa dipaksakan juga sih. Thanks Evan yang udah dateng pake kostum spiderman, TeDi yang pake kaos gambar pohon (??) dan beberapa teman lain yang sampe pake topi maskotnya Arema Singo Edan. You Rock!

Eits, nggak cuma heboh hias2, anggaran juga jadi salah satu yang perlu dihebohkan. Kalo cuma diitung yang keluar dari dompet emang lumayan on-a-budget, tapi belum diitung sumbangan dari eyang2, dari tante2 dan pintilan2 lain yang makan waktu dan tenaga yang ga bisa diukur dengan uang. Terima kasih semuanya.

Animalia_food

 Misi untuk Embah2nya Mozi

Selain buat mboknya Mozi,acara ini juga buat embah2nya Mozi. Siapa tahu tahun depan Mozi ga ultah di Malang lagi, jadi kan at least beliau2 pernah merayakan (dan menyumbang) ultah mozi yang pertama.

 Misi untuk Bapaknya Mozi

Hihi…ini dia misi tersembunyi saya. Sumpah deh, sejak tercetus ide bikin acara sampe persiapan sampe acara dimulai, yang kepikiran malah Bapaknya Mozi. Maklum seumur2 dia nggak pernah ngerayain ultah, boro2 bikin pesta sampe niup2 balon segala. Bener aja, begitu nyampe Malang beberapa hari sebelum acara, dia semangat betul beli2 kertas krep, beli goodie bag sampe mompa kolam mandi bola. Pas acara pun ga ada capeknya, awal2 masih gendongin Mozi sambil nyalami tamu2, lama2 keasikan foto2, terus pas mbak pemandu acaranya ngadain games buat orang dewasa….dia ikutan dong! Nggak sampe di situ, kalo malemnya aku udah tepar bersih2, dia dengan mata berbinar2 bukain kadonya Mozi dan akhirnya ‘ngembat’ mobil2an Fire Fighter yang dari dulu dia pengen (tapi ga pernah dibeliin). Ya wes Pake nikmatilah mumpung bisa, nek aku wes tuwuk… 

oh iya Misi satu lagi adalah Misi untuk Ngerepotin para tante. Kayaknya sih berhasil bikin Tante Dian, Tante Roza dan Tante Riri ribet on the spot.  We can’t thank you enough Tantes!

P6115618

[[posterous-content:rawqwskqkbiAFaFaCpdf]]

P6125661

Begitulah acara ultah Mozi yang ke 1, semoga suatu hari nanti Mozi bisa menghargainya. Itu semua ngga akan terwujud tanpa bantuan berbagai pihak. Terima kasih semuanya.